EDEMA DAN DEHIDRASI
|
PENGERTIAN EDEMA
Edema adalah timbunan cairan bebas
secara menyeluruh. Dikatakan piting edema jika terdapat edema pada tungkai bawah
dan dikatakan generalisata jika didapat kenaikan berat badan itu melebihi 0,5
kg/minggu, 2 kg/bulan, atau 13 kg selama kehamilan.
Edema menurut Arthur C. Guyton adalah gelembung cairan
dari beberapa organ atau jaringan yang merupakan terkumpulnya kelebihan cairan
limfe, tanpa peningkatan jumlah sel dalam mempengaruhi jaringan. Edema bisa
terkumpul pada beberapa lokasi pada tubuh, tetapi biasanya terdapat pada kaki
dan pergelangan kaki.
Edema menurut Ida Bagus Gede Manuaba adalah
peningkatan cairan interstisil dalam beberapa organ. Umumnya jumlah cairan
interstisil, yaitu keseimbangan homeostatis. Peningkatan sekresi cairan ke
dalam interstisium atau kerusakan pembersihan cairan ini juga dapat menyebabkan
edema.
A. GAMBARAN KLINIS
Edema menurut Arthur C. Guyton
menunjukkan adanya cairan berlebihan pada jaringan tubuh. Pada banyak keadaan,
edema terutama terjadi pada kompartemen cairan estraselular, tapi juga dapat
melibatkan cairan intracelular. (Menurut buku ajar fisiologi kedokteran).
1) Edema Intraseluler
Terjadinya
pembengkakan intraseluler, karena dua kondisi, yaitu :
a. Depresi sistem metabolik jaringan
b. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat
Bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman
oksigen dan nutrisi berkurang. Jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk
mempertahankan metabolisme jaringan normal, maka pompa ion membran sel menjadi
tertekan. Bila ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak
dapat lagi di pompa keluar dari sel, dan kelebihan natrium dalam sel menimbulkan
osmosis air dalam sel, sehingga edema dapat terjadi pada jaringan yang
meradang.
2) Edema Ekstraseluler
Edema ini terjadi bila ada akumulasi
cairan yang berlebihan dalam ekstraseluler. Terjadinya pembengkakan
ekstraseluler, karena dua kondisi yaitu :
a. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang
interstisial dengan melintasi kapiler.
b. Kegagalan limpatik untuk mengembalikan cairan dari
interstisiuim ke dalam darah.
Penyebab klinis akumulasi cairan
interstisial yang paling sering adalah filtrasi cairan kapiler yang berlebihan.
Ketika terjadinya edema pada jaringan subkutan yang
berdekatan dengan rongga potensial, cairan edema biasanya juga akan terkumpul
di rongga potensial, yang disebut efusi. Rongga abdominal merupakan tempat
paling mudah untuk terjadinya penggumpalan cairan efusi, dan pada keadaan ini,
efusi disebut ASITES. Rongga potensial lainnya, seperti rongga pleura, rongga
perikardial, dan rongga sendi, dapat sangat membengkok bila ada edema bersifat
negatif sama seperti yang dijumpai pada jaringan subkutan jarang yang juga
bersifat negatif (subatmosferik).
Contoh, tekanan hidrostatik cairan interstisial besar
7-8 mmHg dalam rongga pleura, 3-5 mmHg dalam rongga sendi, dan 5-6 mmHg dalam
rongga perikardial (menurut www. Google.co.id).
Selain pada edema perifer, edema dapat terjadi pada
organ-organ tertentu, yaitu antara lain :
1. Edema pada otak
Salah satu komplikasi yang paling serius dari
abdormalitas hemodinamika serebral dan dinamika cairan adalah terbentuknya
edema otak. Karena otak berada di dalam ruang yang padat, maka akumulasi cairan
edema akan mengkompresi pembuluh darah, seringkali secara serius menyebabkan
penurunan aliran darah dan kerusakan jaringan otak.
Edema otak menurut Arthur C. Guyton disebabkan oleh
peningkatan tekanan kapiler yang hebat dan kerusakan dinding kapiler. Salah
satu penyebab meningkatnya tekanan kapiler adalah peningkatan tekanan darah
arteri serebral secara tiba-tiba hingga mencapai nilai yang terlalu tinggi.
2. Edema pada paru
Edema paru menurut Arthur C. Guyton terjadi dengan
cara yang sama seperti edema dimana saja dalam tubuh. Faktor apapun yang
menyebabkan tekanan cairan interstisial paru meningkat dari batas negatif menjadi
batas positif akan menyebabkan pengisian mendadak pada ruang interstisial paru
dan alveolus dengan sejumlah besar cairan bebas.
Pada kasus edema paru yang paling ringan, cairan edema
selalu memasuki alveoli, jika edema ini menjadi cukup berat, dapat menyebabkan
kematian karena mati lemas (Sufokasi).
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
3. Edema pada vulva
Edema pada daerah ini berhubungan dengan varises vena
vulva dan edema ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan kesulitan
dalam persalinan. Edema ini lebih sering dijumpai pad pre eklamsi. Apabila
terdapat edema pada satu labium, maka permukaan dalam perlu diperiksa untuk
mengesampingkan adanya syangkroid sifilitikum (ulkus durum).
(Dikutip dari buku obstetri fisiologi)
B. ETIOLOGI
Penyebab edema pada ibu bersalin yaitu sebagai berikut
:
1. Disebabkan oleh gagal jantung
Pada gagal jantung, jantung gagal memompa darah secara
normal dari vena ke dalam arteri. Hal ini meningkatkan tekanan kapiler,
menyebabkan filtrasi kapiler makin bertambah. Apabila gagal jantung yang tidak
diobati, semua faktor bekerja sama membentuk edema ekstraseluler generalisata
yang hebat. Ibu hamil dengan gagal jantung kanan yang bermakna, normalnya darah
dipompa ke paru-paru oleh jantung kanan tetapi darah tidak dapat keluar dengan
mudah dari vena pulmonalis ke jantung kiri karena bagian kiri karena bagian ini
sangat lemah sehingga menyebabkan ibu mengalami edema paru berat. (dikutip dari
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
2. Disebabkan oleh refensi garam dan air oleh ginjal
Tekanan arteri cenderung turun, menyebabkan penurunan
ekskresi garam dan air oleh ginjal yang meningkatkan tekanan hidrostastik
kapiler sehingga edema makin bertambah. Kebanyakan garam dan air, bocor dari
darah masuk ke rongga interstisial, tapi sebagian masih tetap dalam darah. Efek
utama kejadian ini adalah menyebabkan peningkatan volume cairan interstisial
yang luas (edema ekstraseluler) dan hipertensi akibat peningkatan volume darah.
Ibu hamil yang menderita glomerulonefritis, dimana
glomerulus ginjal cedera karena gagal untuk menyaring cairan dalam jumlah
cukup, juga akan mengalami edema cairan ekstraseluler yang serius di seluruh
tubuh bersamaan dengan edema, ibu tersebut biasanya menderita hipertensi berat.
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
3. Disebabkan oelh penurunan protein plasma
Penurunan konsentrasi protein plasma akibat kegagalan
untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran
protein yang menimbulkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma. Apabila ibu
hamil mengalami penurunan konsentrasi protein akan mengakibatkan peningkatan
kapiler di seluruh tubuh sehingga terjadi, edema ekstraseluler dan dapat
mengakibatkan malnutrisi protein.
(Dikutip dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)
4. Disebabkan oleh tekanan dari rahim
Tekanan ini yang membesar pada vena-vena panggul, pada
wanita hamil, vena pelvis tertekan oleh berat badan yang semakin membesar,
sehingga ekstrinitas bawah menopang berat badan tersebut. (Dikutip dari Buku
Obstetri Fisiologi)
5. Disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler
a. Peningkatan reaksi imun yang menyebabkan pelepasan
histamin dan produk imun lainnya.
b. Toksin
c. Infeksi bakteri
d. Difisiensi vitamin, khususnya vitamin C
e. Iskemia yang lama.
C. PENCEGAHAN / PENATALAKSANAAN
Edema pada persalinan menurut Ida Bagus Gede Manuaba
dapat dicegah atau diobati, yaitu sebagai berikut :
1. Istirahat yang cukup
Pada saat istirahat/tidur, kaki
ditinggikan
2. Penggunaan garam dikurangi
3. Dapat diberikan sedativa atau obat-obat
antihypertensif (apabila oedema terus berlanjut).
Faktor lain yang dapat mencegah edema menurut Arthur
C. Guyton yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang dihasilkan oleh compliance jaringan yang rendah pada tekanan
negatif besarnya sekitar 3 mmHg.
2. Faktor yang dihasilkan oleh peningkatan aliran
limfe ialah sekitar 7 mmHg.
3. Faktor yang disebabkan oleh bersihan protein dari
ruang interstisial adalah 7 mmHg.
Mekanisme
Edema
Gagal jantung – curah jantung – perpusi ginjal – hipoferpusi – renin – aldosteron – reabsorpsi air dan natrium meningkat – retensi(tahanan) Na – meningkat vol plasma – transidasi (perpindahan) – Edema
Gagal jantung – curah jantung – perpusi ginjal – hipoferpusi – renin – aldosteron – reabsorpsi air dan natrium meningkat – retensi(tahanan) Na – meningkat vol plasma – transidasi (perpindahan) – Edema
Mekanisme
Edema
Pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal sebagai edema. Penyebab edema berkaitan dengan mekanisme pembentukan edema itu sendiri yang dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum yaitu sebagai berikut:
Pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal sebagai edema. Penyebab edema berkaitan dengan mekanisme pembentukan edema itu sendiri yang dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum yaitu sebagai berikut:
1. Penurunan
konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotic
plasma.penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh
lebih tinggi, sementara jumlah cairan yang direabsorpsi kurang dari normal ;
dengan demikian terdapat cairan tambahan yang tertinggal diruang –ruang
interstisium. Edema yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma
dapat terjadi melalui beberapa cara : pengeluaran berlebihan protein plasma di
urin akibat penyakit ginjal ; penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit
hati ( hati mensintesis hampir semua protein plasma ); makanan yang kurang mengandung
protein ; atau pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas .
2.
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yang
keluar dari kapiler ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak. Sebagai
contoh, melalui pelebaran pori –pori kapiler yang dicetuskan oleh histamin pada
cedera jaringan atau reaksi alergi. Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid
plasma yang menurunkan kearah dalam sementara peningkatan tekanan osmotik
koloid cairan interstisium yang diseabkan oleh kelebihan protein dicairan
interstisium meningkatkan tekanan kearah luar. ketidakseimbangan ini ikut
berperan menimbulkan edema lokal yang berkaitan dengan cedera ( misalnya ,
lepuh ) dan respon alergi (misalnya , biduran) .
3.
Peningkatan tekanan vena , misalnya darah terbendung di vena , akan disertai
peningkatan tekanan darah kapiler, kerena kapiler mengalirkan isinya kedalam
vena. peningkatan tekanan kearah dinding kapiler ini terutama berperan pada
edema yang terjadi pada gagal jantung kongestif. Edema regional juga dapat
terjadi karena restriksi lokal aliran balik vena. Salah satu contoh adalah
adalah pembengkakan di tungkai dan kaki yang sering terjadi pada masa
kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena –vena besar yang mengalirkan darah
dari ekstremitas bawah pada saat vena-vena tersebut masuk ke rongga abdomen.
Pembendungan darah di vena ini menyebabkan kaki yang mendorong terjadinya edema
regional di ekstremitas bawah.
4.
Penyumbatan pembuluh limfe menimbulkan edema,karena kelebihan cairan yang difiltrasi
keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darah
melalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat
masalah melalui efek osmotiknya. Penyumbatan limfe lokal dapat terjadi,
misalnya di lengan wanita yang saluran-saluran drainase limfenya dari lengan
yang tersumbat akibat pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk
kanker payudara. Penyumbatan limfe yang lebih meluas terjadi pada filariasis,
suatu penyakit parasitic yang ditularkan melalui nyamuk yang terutama dijumpai
di daerah-daerah tropis. Pada penyakit ini, cacing-cacing filaria kecil mirip
benang menginfeksi pembuluh limfe sehingga terjadi gangguan aliran limfe.
Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum dan ekstremitas, mengalami edema hebat.
Kelainan ini sering disebut sebagai elephantiasis,karena ekstremitas yang
membengkak seperti kaki gajah.
Apapun penyebab edema, konsenkuensi pentingnya adalah penurunan pertukaran bahan-bahan antara darah dan sel. Sering dengan akumulasi cairan interstisium, jarak antara sel dan darah yang harus ditempuh oleh nutrient, O2, dan zat-zat sisa melebar sehingga kecepatan difusi berkurang. Dengan demikian, sel-sel di dalam jaringan yang edematosa mungkin kurang mendapat pasokan darah.
Dampak Edema
Edema biasanaya akan lebih tampak pada jaringan lunak yang renggang misalnya pada jaringan subcutis dan pada paru-paru. Biasanya akan mengakibatkan pembengkakan dan tekanan pada jaringan tersebut rendah, seperti pada daerah sekitar mata dan alat kelamin luar. Kulit diatasanya biasanya menjadi renggang. Bila diatas daerah tersebut ditekan, Maka cairan akan terdorong dan pindah dari temapt tersebut dan meninggalkan cekungan pada tempat tekanan tersebut disebut dengan (pitting edema).
Untuk penampakan secara mikroskopik dapat terlihat pada sel akan mengalami:
• Serabut jaringan ikat akan terpisah jauh dengan cairan
• Warna cairan merah muda atau homogen, atau sedikit lebih merah. Tergantung pada banyaknya protein
Edema pada organ otak dapat menjadi masalah klinik yang dapat menyebabkan kematian, Sebagai akibat peningkatan masa subtansi otak yang menyebabkna penonjolan tonsil serebelum ke dalam foramen magmum atau menyebabkan penghentian pasokan darah ke dalam batang otak. Pada akhirnya suplai oksigen akan terhenti, sehingga dapat menimbulkan kematian.
Edema pada paru-paru dapat mengakibatkan terlihat alveolus-alveolus tampak terisi oleh cairan merah sega atau bergranula. Cairan tersebut akan mengganggu fungsi perfusi. Pada stadium lanjut apabila timbunan cairan tersebut terjadi pada ruang alveoli, Maka keadaan ini merupakan medium yang memungkinkan infeksi bakteri.
Apapun penyebab edema, konsenkuensi pentingnya adalah penurunan pertukaran bahan-bahan antara darah dan sel. Sering dengan akumulasi cairan interstisium, jarak antara sel dan darah yang harus ditempuh oleh nutrient, O2, dan zat-zat sisa melebar sehingga kecepatan difusi berkurang. Dengan demikian, sel-sel di dalam jaringan yang edematosa mungkin kurang mendapat pasokan darah.
Dampak Edema
Edema biasanaya akan lebih tampak pada jaringan lunak yang renggang misalnya pada jaringan subcutis dan pada paru-paru. Biasanya akan mengakibatkan pembengkakan dan tekanan pada jaringan tersebut rendah, seperti pada daerah sekitar mata dan alat kelamin luar. Kulit diatasanya biasanya menjadi renggang. Bila diatas daerah tersebut ditekan, Maka cairan akan terdorong dan pindah dari temapt tersebut dan meninggalkan cekungan pada tempat tekanan tersebut disebut dengan (pitting edema).
Untuk penampakan secara mikroskopik dapat terlihat pada sel akan mengalami:
• Serabut jaringan ikat akan terpisah jauh dengan cairan
• Warna cairan merah muda atau homogen, atau sedikit lebih merah. Tergantung pada banyaknya protein
Edema pada organ otak dapat menjadi masalah klinik yang dapat menyebabkan kematian, Sebagai akibat peningkatan masa subtansi otak yang menyebabkna penonjolan tonsil serebelum ke dalam foramen magmum atau menyebabkan penghentian pasokan darah ke dalam batang otak. Pada akhirnya suplai oksigen akan terhenti, sehingga dapat menimbulkan kematian.
Edema pada paru-paru dapat mengakibatkan terlihat alveolus-alveolus tampak terisi oleh cairan merah sega atau bergranula. Cairan tersebut akan mengganggu fungsi perfusi. Pada stadium lanjut apabila timbunan cairan tersebut terjadi pada ruang alveoli, Maka keadaan ini merupakan medium yang memungkinkan infeksi bakteri.
A. Peran /
Manfaat / Kegunaan / Fungsi Cairan Tubuh Manusia
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan tubuh antara lain :
1- Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2- Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3- Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4- Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5- Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6- Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7- Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan tubuh antara lain :
1- Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2- Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3- Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4- Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5- Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6- Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7- Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8- Pemulihan
penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
Hilangnya
Cairan Tubuh Manusia
Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat :
a. Normal
Hal tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
b. Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau rendah.
Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi.
Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat :
a. Normal
Hal tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
b. Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau rendah.
Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi.
Dehidrasi
adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan
organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.
C. Gejala Dehidrasi
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
- Dehidrasi ringan
Muka memerah
Rasa sangat haus
Kulit kering dan pecah-pecah
Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
Pusing dan lemah
Kram otot terutama pada kaki dan tangan
Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
Sering mengantuk
Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
- Dehidrasi sedang
Tekanan darah menurun
Pingsan
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
Kejang
Perut kembung
Gagal jantung
Ubun-ubun cekung
Denyut nadi cepat dan lemah
- Dehidrasi Berat
Kesadaran berkurang
Tidak buang air kecil
Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
D. Mengembalikan Cairan Tubuh Yang Hilang
Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal 8 gelas (± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :
- Air putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur, dan klorida.
- Air berion
Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.
- Jus buah
Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.
Jadi, sebelum Anda bermasalah dengan cairan tubuh, jagalah kadar air dalam tubuh Anda.
Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.
C. Gejala Dehidrasi
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
- Dehidrasi ringan
Muka memerah
Rasa sangat haus
Kulit kering dan pecah-pecah
Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
Pusing dan lemah
Kram otot terutama pada kaki dan tangan
Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
Sering mengantuk
Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
- Dehidrasi sedang
Tekanan darah menurun
Pingsan
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
Kejang
Perut kembung
Gagal jantung
Ubun-ubun cekung
Denyut nadi cepat dan lemah
- Dehidrasi Berat
Kesadaran berkurang
Tidak buang air kecil
Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
D. Mengembalikan Cairan Tubuh Yang Hilang
Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal 8 gelas (± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :
- Air putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur, dan klorida.
- Air berion
Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.
- Jus buah
Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.
Jadi, sebelum Anda bermasalah dengan cairan tubuh, jagalah kadar air dalam tubuh Anda.
PENGERTIAN DEHIDRASI
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total,
dapat berupa hilangnya air lebihbanyak dari natrium (dehidrasi hipertonik),
atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (dehidrasi
hipotonik).
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (dehidrasi
hipotonik).
Dehidrasi
hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145
mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan
osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan
rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum
(kurang dari 270 mosmol/liter.
mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan
osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan
rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum
(kurang dari 270 mosmol/liter.
Penting
diketahui perubahan fisiologi pada usia lanjut. Secara umum, terjadi penurunan
kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya usia. Secara khusus, terjadi
penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Disamping
itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal,
renin, aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap vasopresin.
kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya usia. Secara khusus, terjadi
penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Disamping
itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal,
renin, aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap vasopresin.
DIAGNOSIS
Gejala dan
tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada sama
sekali. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan mata
cekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan
berat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinnis obyektif lainya yang dapat membantu
mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi
Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan aksila lembab/basah,
suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (bj) urin lebih dari atau
sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), serta rasio blood urea
nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif saluran
cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat
dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat – obat sitostatik, tidak ada perdarahan
saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload (gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan
hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
sekali. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan mata
cekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan
berat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinnis obyektif lainya yang dapat membantu
mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi
Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan aksila lembab/basah,
suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (bj) urin lebih dari atau
sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), serta rasio blood urea
nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif saluran
cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat
dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat – obat sitostatik, tidak ada perdarahan
saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload (gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan
hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Kadar
natrium plasma darah
•
Osmolaritas serum
•Ureum dan
kreatinin darah
• BJ urin
• Tekanan
vena sentral (central venous pressure)
TERAPI
Lakukan
pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara
berkala
sesuai kebutuhan.
Pada
dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500
ml/24 jam (30ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan
penggantian defisit cairan sehari, termasuk jumlah insensible water loss sangat perlu
dilakukan setiap hari. Perhatikan tanda – tanda kelebihan cairan seperti ortopnea,
sesak napas, perubahan pola tidur, atau confusion. Cairan yang diberikan secara oral
tergantung jenis dehidrasi.
ml/24 jam (30ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan
penggantian defisit cairan sehari, termasuk jumlah insensible water loss sangat perlu
dilakukan setiap hari. Perhatikan tanda – tanda kelebihan cairan seperti ortopnea,
sesak napas, perubahan pola tidur, atau confusion. Cairan yang diberikan secara oral
tergantung jenis dehidrasi.
• Dehidrasi
hipertonik: cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan
kandungan
sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur
•Dehidrasi
isotonik: cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang
mengandung sodium (jus tomat), juga dapat diberikan larut isotonik yang ada
dipasaran
mengandung sodium (jus tomat), juga dapat diberikan larut isotonik yang ada
dipasaran
• Dehidrasi
hipotonik cairan yang dianjurkan seperti di atas tetapi dibutuhkan kadar
sodium yang
lebih tinggi
Pada
dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain
pemberian cairan enternal, dapat diberikan rehidrasi parental. Jika cairan tubuh yang
hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat
dihitung dengan rumus:
pemberian cairan enternal, dapat diberikan rehidrasi parental. Jika cairan tubuh yang
hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat
dihitung dengan rumus:
Defisit
cairan (litar) = cairan badan total (CBT) yang diinginkan – CBT saat ini
CBT yang
diinginkan =
CBT yang
diinginkan = kadar na serum X CBT saat ini
140
CBT saat ini
(pria) = 50% X berat badan (kg)
CBT saat ini
(perempuan) = 45% berat badan (kg)
jenis cairan
kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis
dehidrasinya.
Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan Na Cl 0,9% atau
dekstrosa 5
% dengan kecepatan 25 – 30 % dari defisit cairan total per hari. Pada
dehidrasi
hipertonik cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksana dengan
mengatasi
penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian
cairan hipertonik.
KLP VIII Rizal fahmi, Munzir, Nurul hikmah, Junaida